Kamis, 24 November 2011

softskill



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah

Mutu Pendidikan dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu : Input, Process, dan Ourput. Masih terdapat permasalahan yang berkaitan dengan Output dalam pembelajaran di Universitas Negeri Medan. Permasalahan tersebut ditandai dengan rendahnya prestasi belajar kelompok dalam pembuatan laporan.
Dengan berbagai alas an, penulis ingin melakukan perubahan metode, yaitu dengan menerapka metode diskusi. Memang penulis sering sering menggunakan metode diskusi dalam pembelajarn. Dalam diskusi tersebut yang aktif hanya beberapa mahasiswa tertentu saja mulai dari tugas kelompok, presentation kelompok, dan pembuatan makalah. Dalam arti laporan hasi diskusi tidak di pertanggungjawabkan oleh masing-masing anggota kelompok.
Metode diskusi dengan Hardskill dan Softskill adalah penerapan metode diskusi kelompok dengan melibatkan delapan komponen, yaitu : Etika, Komitmen, Argumentasi Logis, Kerjasama, Berkomunikasi, Leadership, Toleransi, dan Kemampuan Menganalisis. Metode ini merupakan strategi pembelajaran yang lebih mengaktifkan mahasiswa dalam mengkontribusikan pengetahuan sendiri dan orang lain.

analisis vegetasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Dalam mempelajari vegetasi , dibedakan antara studi floristic dengan analisis vegetasi. Pada studi floristic data yang diperoleh berupa data kualitatif, yaitu data yang menunjukan bagaimana habitus dan penyebaran suatu jenis tanaman. Sedangkan analisis vegetasi data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantiatif. Data kuantitatif menyatakan jumlah , ukuran, berat kering , berat basah suatu jenis, frekuensi temuan dan luas daerah yang ditumbhinya. Data kuantitatif di dapat dari hasil penjabaran pengamatan petak contoh lapangan, sedangkan data kualitatif didapat dari hasil pengamatan dilapangan berdasarkan pengamatan yang luas.
Vegetasi merupakan masyarakat tumbuhan yang hidup di dalam suatu tempat dalam suatu ekosistem. Masyarakat tumbuhan ( komunitas ) adalah kumpulan populasi tumbuhan yang menempati suatu habitat.  Jadi pengertian komunitas identik dengan pengertian vegetasi. Bentuk vegetasi dapat terbentuk dari satu jenis komunitas atau disebut dengan konsosiasi seperti hutan vinus , padang alang-alang dan lain-lain. Sedangkan yang dibentuk dari macam-macam jenis komunitas disebut asosiasi seperti hutan hujan tropis, padang gembalaan dan lain-lain.
Dalam mengerjakan analisis vegetasi ada dua nilai yang diamati, yaitu nilai ekonomi dan nilai biologi. Nilai ekonomi suatu vegetasi dapat dilihat dari potensi vegetasi-vegetasi tersebut untuk mendatangkan devisa seperti vegetasi seperti vegetasi yang berupa pohon yang diambil kayunya atau vegetasi padang rumput yang dapat dijadikan padang penggembangan ternak dan lain-lain. Sedangkan dalam istilah biologi suatu vegetasi dapat dilihat peranan vegetasi tersebut., seperti vegetasi hutan yang dapat dijadiakan sumber pakan , relung, ekologi (tempat istirahat, bercengkrama, bermijah beberapa jenis hewan), pengatur iklim, pengatur tata aliran air dan indikator untuk beberapa unsur tanah dan lain-lain.

KAMBOJA (Pumeria acuminate)

Klasifikasi
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Plumeria
Spesies : Plumeria acuminate

Deskripsi
Kemboja atau semboja merupakan sekelompok tumbuhan dalam marga Plumeria. Bentuknya berupa pohon kecil dengan daun jarang namun tebal. Bunganya yang harum sangat khas, dengan mahkota berwarna putih hingga merah keunguan, biasanya lima helai. Bunga dengan empat atau enam helai mahkota bunga oleh masyarakat tertentu dianggap memiliki kekuatan gaib. Tinggi kamboja rata-rata sekira 6 meter, batang, pokoknya besar, berkayu, dan keras. Cabang-cabang mudanya lunak dan terdapat totol-totol bekas tumpuan daun yang sudah rontok. Bentuk daunnya lonjong dan meruncing di bagian ujung-ujung tangkai.

Sejarah
Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah. Nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier (1646-1706), pakar botani asal Perancis. Walaupun berasal dari tempat yang jauh, kemboja sekarang merupakan pohon yang sangat populer di Pulau Bali karena ditanam di hampir setiap pura serta sudut kampung, dan memiliki fungsi penting dalam kebudayaan setempat. Di beberapa tempat di Nusantara, termasuk Malaya, kemboja ditanam di pekuburan sebagai tumbuhan peneduh dan penanda tempat. Kemboja dapat diperbanyak dengan mudah, melalui stek batang.

mitokondria

BAB II
ISI

1. Struktur Dan Fungsi Mitokondria
   1.1.Asal Mula Mitokondria
Pada awalnya sel- sel eukariotik adalah turunan dari organisme anaerobik primitif yang berhasil dan bertahan hidup di dalam lingkungan yang menjadi kaya akan oksigen dengan cara menelan bakteri aerobik (yang sekarang kita sebut mitokondria). Bakteri tersebut tidak pecah, tetapi sebaliknya dipelihara dan dipertahankan dalam sel secara simbiosistis untuk dapat dimanfaatkan kemampuannya dalam mengikat oksigen atmosfer dan memproduksi energi (Herbert.2011).
Mitokondria pertama kali ditemukan dan diisolasi dari sel jaringan otot serangga sekitar tahun 1850 oleh Kollicker. Kollicker berkesimpulan bahwa granula tersebut adalah struktur bebas dan tidak langsung berhubungan dengan struktur sitoplasma lainnya. Tahun 1968 Michaelis mengenalkan penggunaan zat warna Supravital Janus green B, yang mewarnai secara khas mitokondria dan tidak mewarnai komponen sel yang lain, dan menunjukkan bahwa reaksi oksidatif dalam mitokondria menyebabkan perubahan warna zat tesebut. Janus green B masih sering digunakan sebagai tanda histokimiawi mitokondria (Heidi.1980).


    1.2.Struktur Mitokondria
Umumnya mitokondria memiliki bentuk seperti kapsul. Mitokondria memiliki membran rangkap yaitu membran luar dan membran dalam. Mitokondria mengalami pelipatan kedalam yang disebut dengan krista. Sebagian reaksi pernafasan terjadi dalam matriks mitokondria yang dilingkupi oleh membran dalam, dan yang lain dikatalis oleh enzim yang ada di dalam membran dalam.(Campbell.2002)
Ukuran dan bentuk mitokondria, bervariasi menurut jaringannya dan menurut keadaannya didalam sel. Kebanyakan mitokondria berbentuk elips/ jorong dengan diameter 0,5-1,0 µm dan panjang sampai 7 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membrane (Issoegianti.1993).

Rabu, 23 November 2011

Stele

Stele adalah bagian sentral dari akar atau batang yang berisi jaringan yang berasal dari prokambium tersebut. Ini termasuk jaringan pembuluh darah , dalam beberapa kasus jaringan dasar ( empulur ) dan pericycle suatu, yang, jika ada, mendefinisikan batas terluar dari stele itu. Stele luar itu terletak endodermis , yang merupakan lapisan sel terdalam korteks.
Protostele 
Paling awal tumbuhan vaskular memiliki batang dengan inti sentral jaringan vaskular. Ini terdiri dari untai silinder dari xilem , dikelilingi oleh wilayah floem . Sekitar jaringan vaskular mungkin ada telah menjadi endodermis yang mengatur aliran air masuk dan keluar dari sistem vaskular. Pengaturan semacam ini disebut sebuah protostele.
Ada tiga jenis dasar protosteles:
haplostele - terdiri dari inti silinder dari xilem dikelilingi oleh cincin floem. endodermis Sebuah umumnya mengelilingi prasasti itu. Sebuah centrarch (protoxylem di tengah silinder metaxylem) haplostele lazim di anggota kelas rhyniophyte, seperti Rhynia .
actinostele - sebuah variasi dari protostele di mana intinya adalah lobed atau bergalur. Prasasti ini ditemukan di banyak spesies lumut klub ( Lycopodium dan genera terkait). Actinosteles biasanya exarch (protoxylem eksternal untuk metaxylem) dan terdiri dari beberapa banyak patch protoxylem di ujung dari lobus dari metaxylem tersebut. protosteles Exarch adalah ciri khas garis keturunan lycophyte.
plectostele - sebuah protostele di mana-seperti daerah sepiring xilem muncul di bagian melintang dikelilingi oleh jaringan floem. Bahkan, piring diskrit saling berhubungan dalam bagian membujur. Beberapa lumut klub modern plectosteles dalam mereka batang. plectostele mungkin berasal dari actinostele tersebut.
Siphonostele 
Siphonosteles memiliki wilayah jaringan dasar yang disebut empulur internal untuk xilem. Untai vascular terdiri dari silinder sekitar empulur ini. Siphonosteles sering memiliki gangguan dalam untai vaskular di mana daun (biasanya megaphylls) berasal (kesenjangan daun disebut). 
Siphonosteles dapat ectophloic (floem hadir hanya di luar xilem) atau mereka dapat amphiphloic (dengan floem baik eksternal dan internal untuk xilem beberapa. Hidup antara banyak tanaman, pakis dan Asterid tanaman berbunga memiliki prasasti amphiphloic. 
Sebuah siphonostele amphiphloic bisa disebut sebagai: 
solenostele - jika silinder jaringan vascular berisi tidak lebih dari satu celah daun dalam setiap bagian melintang (yaitu memiliki non-overlapping kesenjangan daun). Jenis prasasti terutama ditemukan di pakis batang hari ini. 
dictyostele - jika beberapa kesenjangan dalam silinder vaskuler ditemui di bagian melintang satu. Kesenjangan daun banyak dan daun memberikan jejak dictyostele sebuah tampilan pulau terisolasi banyak xilem dikelilingi oleh floem. Setiap unit tampaknya terisolasi dictyostele bisa disebut sebuah meristele. Di antara tanaman yang hidup, jenis ini hanya ditemukan prasasti di batang pakis. 
Sebagian besar menanam benih batang memiliki susunan pembuluh darah yang telah ditafsirkan sebagai siphonostele diturunkan, dan disebut 
eustele - dalam pengaturan ini, jaringan vaskular primer terdiri dari ikatan pembuluh , biasanya dalam satu atau dua cincin di sekitar empulur ini. Selain ditemukan di batang, eustele muncul di akar dari monokotil tanaman berbunga. Ikatan pembuluh di eustele bisa menjadi kolateral (dengan floem hanya pada satu sisi xilem) atau bicollateral (dengan floem di kedua sisi xilem, seperti di beberapa Solanaceae). 





Ada juga varian pada eustele ditemukan dalam monokotil seperti jagung dan gandum . Variasi ini memiliki banyak berkas yang tersebar di batang dan disebut atactostele sebuah. Namun, itu benar-benar hanya varian dari eustele tersebut.